Status Tinggi Muka Air (TMA) di Berbagai Pintu Air Jakarta Hari Ini


 

Jakarta — Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir membuat sejumlah pintu air di ibu kota mulai mengalami kenaikan tinggi muka air (TMA). Pemerintah dan warga kini diminta untuk tetap waspada terhadap potensi banjir, terutama di kawasan yang berada di dataran rendah.

Apa Itu TMA?

Tinggi Muka Air (TMA) adalah ukuran tinggi permukaan air di pintu air terhadap batas normal. Data ini menjadi acuan utama untuk menentukan status siaga banjir, mulai dari:

  • Siaga 4 (Normal)

  • Siaga 3 (Waspada)

  • Siaga 2 (Siaga)

  • Siaga 1 (Kritis)

Ketika TMA meningkat melewati batas normal, artinya volume air di sungai tidak lagi seimbang dengan daya tampungnya, sehingga berpotensi menyebabkan luapan di wilayah sekitar.

Kondisi Terkini Pintu Air Jakarta

Berdasarkan laporan dari GGPLAY88, portal terpercaya berikut data terkini beberapa pintu air utama di Jakarta:

Pintu AirTinggi Muka AirStatus
Manggarai870 cmSiaga 2
Karet600 cmWaspada (Siaga 3)
Pasar Ikan195 cmNormal
Angke Hulu180 cmWaspada (Siaga 3)

Data ini diperbarui secara berkala oleh Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta untuk membantu masyarakat memantau kondisi terkini secara real-time.

Dampak dan Antisipasi

Kenaikan TMA di beberapa pintu air telah berdampak pada aktivitas warga di Jakarta Selatan, Timur, dan Pusat. Beberapa ruas jalan tergenang, dan petugas BPBD menyiagakan pompa air di titik-titik rawan banjir.

Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk:

  • Memantau perkembangan TMA melalui situs resmi atau aplikasi Siaga Banjir.

  • Menghindari perjalanan ke daerah rendah saat hujan lebat.

  • Menyimpan dokumen penting dan barang elektronik di tempat yang aman.

  • Melaporkan genangan atau banjir melalui kanal pengaduan resmi Pemprov DKI.

Teknologi dan Aplikasi Pemantauan

Warga kini dapat menggunakan aplikasi Siaga Banjir Jakarta untuk memantau peta banjir secara langsung. Aplikasi ini menampilkan data tinggi muka air, status pintu air, hingga peringatan dini yang diperbarui setiap beberapa menit.

Kesimpulan

Pemantauan tinggi muka air menjadi langkah penting dalam menghadapi musim hujan di Jakarta. Dengan mengikuti data resmi dari SiagaBanjir.org, warga dapat bersiap lebih awal dan mengurangi risiko dampak banjir.

Jakarta mungkin belum bebas dari genangan, tapi kesiapsiagaan dan informasi yang akurat bisa membantu kota ini tetap siaga di tengah derasnya hujan.

Baca juga : https://sumbersejarah202.blogspot.com/2025/08/sejarah-mata-uang-indonesia.html

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Honda Memimpin Era Skutik Premium: Perpaduan Performa, Gaya, dan Gaya Hidup Digital

Image
  Honda kembali menegaskan posisinya sebagai pionir di pasar sepeda motor dengan menghadirkan deretan skutik premium yang tak hanya unggul dalam performa, tetapi juga terintegrasi sempurna dengan gaya hidup serba online dan modern. Dengan mengandalkan tiga pilar utama— teknologi eSP+ , konektivitas digital , dan desain modern —Honda menawarkan pengalaman berkendara yang lebih dari sekadar transportasi. 1. Mesin Generasi Baru: Tenaga Maksimal, Efisiensi Optimal dengan eSP+ Inti dari keunggulan performa skutik premium Honda saat ini adalah mesin eSP+ (enhanced Smart Power Plus) . Ini adalah evolusi dari teknologi eSP sebelumnya, yang kini hadir dengan sejumlah peningkatan signifikan: Performa Lebih Responsif: Teknologi eSP+ mengusung desain mesin 4-katup dan rasio kompresi tinggi, menghasilkan tenaga yang lebih besar dan akselerasi yang lebih halus, terutama di putaran awal dan saat menanjak. Gesekan internal mesin juga diminimalisir, membuat suara mesin lebih halus dan usia paka...
Read more

Sejarah Mata Uang Indonesia

  1. Masa Pra-Kolonial (Sebelum Penjajahan) Sebelum uang resmi beredar, masyarakat Nusantara pakai sistem barter (tukar barang dengan barang). Setelahnya digunakan alat tukar sederhana , seperti: Kulit kerang (khas Maluku & Papua) Keping emas & perak Uang kepeng (koin tembaga/kuningan dari Tiongkok, banyak dipakai di Jawa & Bali). 2. Masa Penjajahan Belanda Tahun 1602 , VOC memperkenalkan gulden Belanda sebagai mata uang resmi. Setelah VOC bubar (1799), pemerintah kolonial Belanda tetap melanjutkan penggunaan gulden Hindia Belanda . Uang kertas dan logam bercirikan tulisan Belanda banyak digunakan di Jawa, Sumatera, hingga Maluku. 3. Masa Pendudukan Jepang (1942–1945) Jepang menguasai Indonesia dan memperkenalkan Uang Jepang (dikenal sebagai "Uang Jepang" atau duit Jepang ). Karena dicetak berlebihan, uang ini mengalami hiperinflasi dan tidak berharga. 4. Masa Awal Kemerdekaan (1945–1949) Setelah Proklamasi 1945, In...
Read more